Jumat, 13 April 2012

CINTA ITU MILIK PAK BAMA


Oleh: Erika Nur Maidah, 2011

...dan bukankah mencintai itu lebih indah daripada dicintai?
Lalu mengapa aku harus bersedih saat tak ada lagi yang sanggup menerima kesederhanaan cintaku terhadapmu?

Tahukah kamu bahwa cinta datang dengan begitu sederhana? Tanpa perasaan, ia datang mengambil alih hatimu untuk dipertaruhkan demi seseorang yang kemudian disebut dengan belahan jiwa. Cinta...oh...cinta. Aku mengenal lelaki itu ketika aku berada di bangku SMA. Lelaki bernama Bambang itu berperawakan tinggi kurus dan selalu setia menunggui gerbang sekolah. Tapi aku lebih suka memanggilnya Mas Bama. Lelaki berumur 25 tahun itu memiliki senyum yang sangat meneduhkan. Pantas saja bila akhirnya salah seorang guru di sekolahku jatuh hati kepadanya. Namanya Bu Retno, seorang guru berperawakan tinggi. Ketika melihat mereka berdua berjalan, aku akan menyumpahi diriku sendiri bahwa mereka akan menikah dan hidup bahagia suatu hari nanti.
Sampai masa kelulusanku, tentu saja Mas Bama masih dekat dengan Bu Retno. Ah, membuatku iri saja. Sepuluh tahun sesudahnya saat aku sudah menamatkan S2-ku, aku berkunjung ke SMA-ku, menemui orang-orang yang sangat berjasa di hidupku. Sesampainya di sekolah, aku tidak melihat Mas Bama yang sekarang aku panggil ‘Pak’ di tempat biasanya ia bertugas. Setelah bertemu dengan guru dan karyawan di SMA-ku itu, aku berusaha menemui Pak Bama di dekat gerbang sekolah. Lelaki itu terlihat lebih tua dari usianya, namun sorot matanya tetaplah meneduhkan.
“Pak Bama, hari ini Bu Retno kemana? Saya sangat rindu”, sapaku.
“Bu..Bu Retno?? Beliau sudah lama tidak mengajar disini”.
“Lalu bagaimana dengan hubungan Bapak dengan Bu Retno?”, tanyaku.
“Ya..kami hanya berpisah”, Pak Bama menjawab penuh makna.
“Bagaimana bisa Bapak mengatakan bahwa kalian ‘hanya berpisah’?”, tanyaku dengan nada agak tinggi. Bagaimana bisa Pak Bama meloloskan begitu saja cinta tulus Bu Retno kepadanya?
Cah ayu..dengarkan cerita Bapak. Jangan salah paham. Sejujurnya Bapak sangatlah mencintai Bu Retno. Tapi Bapak tidak bisa bila harus di sisinya. Bapak ini hanyalah seorang satpam. Bapak tidak bisa membiarkan beliau terus dicaci-maki oleh keluarganya bila terus bersama Bapak. Bapak tidak sanggup lagi melihat penderitaan yang beliau rasakan. Bagi Bapak, bisa melihat Bu Retno bahagia dengan hidupnya sudah sangat menyenangkan... Ketika kalian jatuh cinta, bukankah kalian tidak ingin seseorang yang kalian cintai itu terluka hatinya?”, cerita Pak Bama sambil tersenyum bahagia.


Aku mencintaimu..
Kamu tidak perlu melakukan apa-apa.Yang paling penting adalah kenyataan bahwa kamu ada dan aku bisa melihatmu.Yang harus aku lakukan hanyalah melihatmu, dan aku akan merasa bahwa aku bisa melakukan segalanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar