Hampir lima puluh satu tahun
yang lalu, Indonesia
dan Maroko bukanlah apa-apa. Bukan dua negara yang saling bekerjasama. Bukan
pula negara yang saling bermusuhan. Indonesia dan Maroko hanyalah dua negara yang
berdiri dengan kepentingannya masing-masing: Indonesia sebagai negara demokrasi
yang berada di wilayah Asia Tenggara, bagian timur dari Benua Asia dan Maroko
sebagai negara kerajaan yang berada di wilayah Afrika Utara, bagian barat dari
Benua Afrika.
Seiring dengan berjalannya waktu, kedua negara tersebut semakin
mempererat hubungannya. Pada tahun 1955, Maroko ikut berperan aktif di
Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung ,
Jawa Barat. Dan pada tanggal 2 Mei 1960 Presiden Soekarno yang merupakan presiden
pertama yang berkunjung ke kota Rabat untuk bertemu dengan
Raja Muhamad V, Raja Kerajaan Maroko. Kunjungan persahabatan itu mengawali
hubungan bilateral antara kedua Negara. Kerjasama yang dibangun oleh Indonesia dan
Maroko sampai saat ini antara lain:
- Bidang politik Republik Indonesia mendirikan kedutaan besar di Rabat yang pada awalnya bertempat di Agdal. Hal ini akan memperlancar hubungan bilateral antara kedua negara ini mengingat Rabat adalah pusat pemerintahan dan ibukota dari Negara Maroko. Disamping itu Kerajaan Maroko juga mendirikan
- Bidang pendidikan Pada setiap tahunnya, Pemerintah Maroko menawarkan 15 beasiswa kepada Indonesia melalui Departemen Agama. Dan mulai tahun 2010, Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko telah menyetujui permintaan PBNU untuk memberikan beasiswa khusus untuk putra-putri PBNU sebanyak 10 hingga 15 orang setiap tahunnya untuk belajar di institusi pendidikan yang berada dibawah Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko
- Bidang ekonomi dan perdaganganPemerintah Indonesia dan Maroko mengupayakan nilai ekspor-impor barang perdagangan yang seimbang untuk mewujudkan nilai perdagangan kedua negara menjadi berimbang
- Bidang pertanian Indonesia dan Maroko menyepakati adanya kerjasama penelitian pertanian yang diarahkan untuk mengurangi kesenjangan produksi dengan meningkatkan produktivitas
- Bidang pariwisata Atas permintaan Presiden Soekarno, Indonesia dan Maroko sepakat untuk membebaskan visa bagi warga negara Indonesia ataupun Maroko untuk masuk ke kedua negara tersebut. Kesepakatan ini akan lebih memudahkan warga kedua negara untuk melakukan kunjungan pariwisata
- Bidang kebudayaan Kedua negara telah berpartisipasi aktif dalam beberapa festival seperti Festival Teatre International untuk Pemuda ke XI di Taza, Maroko dan Festival Music Internattional di Fes, Maroko
Sejarah memang tidak dapat dilupakan begitu saja. Persaudaraan
yang lama dijalin oleh Indonesia
dan Maroko bukanlah persaudaraan yang ada dan tidak adanya ditentukan oleh
frekuensi kerjasama. Bukan pula persaudaraan yang muncul akibat kunjungan
Presiden Soekarno ke Tanah Maroko puluhan tahun yang lalu. Lebih dari itu, persaudaraan
kedua negara ini terjalin adalah karena adanya kesamaan latar, tujuan dan
sistem pemerintahan yang memunculkan rasa pengertian dan memiliki diantara
kedua negara tersebut.
Badai revolusi yang sempat memporak-porandakan negara-negara
di Timur Tengah dan Afrika Utara tidak sedikitpun menggoyahkan Kerajaan Maroko.
Berbeda dengan negara-negara seperti Mesir, Aljazair, Yaman, dan juga Iran ,
Maroko memiliki ketahanan nasional yang lebih kuat dalam menghadapi badai
revolusi yang terjadi di Timur Tengah. Tidak bisa dipungkiri bahwa konflik
tersebut membawa pengaruh terhadap situasi di Maroko. Di Maroko sendiri terjadi
konflik, kerusuhan, penjarahan dan demonstrasi besar-besaran seperti yang
terjadi di negara Timur Tengah dan Afrika Utara lainnya. Yang membuatnya
berbeda adalah sikap pemerintah dalam mengatasi
gejolak dalam negeri tersebut yang
menjadikan pergolakan politik ini tidak terjadi berlarut-larut lamanya. Sebagai
negara monarki konstitusi, keluarga raja sangat menyadari bahwa warga negara
Maroko memiliki hak politik agung yang harus dihormati. Hal inilah yang
menyebabkan demokrasi tumbuh sangat subur di Negeri Seribu Benteng.
Sekali lagi demokrasi menyelamatkan kehidupan berbangsa dan
bernegara suatu bangsa. Di dalam suatu negara demokrasi kekuasaan dipegang
sepenuhnya oleh rakyat. Selain itu, warga negara bebas dalam mengemukakan
pendapatnya. Dan inilah alasan utama yang menjawab pertanyaan, “Mengapa Indonesia dan
Maroko adalah saudara?”. Indonesia
dan Maroko merupakan negara demokrasi yang kuat. Kesamaan yang mendasari persaudaraan
sepasang negara dari dua belahan bumi yang berbeda ini memunculkan kerjasama
yang intens untuk membentuk kerjasama bilateral yang kokoh.
Suasana politik yang hangat diantara kedua negara menjadikan
sepasang saudara dari dua belahan bumi yang berbeda ini semakin kuat dan saling
melengkapi. Dengan bersatu, Indonesia
dan Maroko dapat menghadapi isu-isu permasalahan global yang mulai menjarah negara-negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia
dan Maroko. Semoga hubungan kerjasama bilateral yang telah terjalin oleh kedua negara
ini dapat ditingkatkan dibidang-bidang yang lain untuk meningkatkan hubungan
antarwarga atau "people to people contacts" yang menghasilkan
pengertian yang makin besar diantara kedua negara.
Sahabat
sedari dulu
Lahir
karena nasib yang mempertemukan
Presidenku
Soekarno dan Rajamu Muhamad V
…yang
meniupkan terompet persaudaraan kini tlah tiada
Namun
itu tak akan menghentikan langkah-langkah kecil kita untuk menata hidup kita
Tak
akan menghambat kerja keras kita
Untuk
mendamaikan dunia
Untuk
menyelaraskan cita-cita kita
Untuk
persaudaraan kita yang tak ternilai harganya
Tanah
Tumpah Darahku
Bangsa
dan tanah airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar