Jumat, 27 Juli 2012

HUBUNGAN SISTEM SYARAF DENGAN MEKANISME PENDENGARAN, PENCIUMAN, PERASA DAN PERABA

PENDAHULUAN
Sistem saraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antar berbagai bagian tubuhnya (Force, 2010).
Menurut Yuwono dan Purnama (2001), jika rangsang mengenai sistem saraf akan diubah menjadi gelombang elektrokimia yang ditransmisikan sepanjang sistem saraf. Dalam berbagai hewan air seperti pada cumi-cumi sistem saraf tersusun dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Fungsi saraf telah banyak diteliti dengan menggunakan neuron dari hewan ini. Karena ukuran yang cukup besar .

MEKANISME PENDENGARAN
Dalam suatu proses pendengaran, gelombang suara yang sampai pada ikan terdapat dalam air. Dengan demikian gelombang  suara  akan dengan mudah masuk ke telinga dalam. Pada kebanyakan vertebrata, telinga memiliki dua fungsi yaitu sebagai proprioreseptor dan penerima suara. Proprioreseptor menyediakan informasi yang fokus pada posisi dan pergerakan kepala. Dan penerima suara merespon  gelombang suara besar yang kuat pada air. Pada organ pendengaran, sel reseptor sensoris merupakan sel bersilia. Gerakan silia itulah yang nantinyaakan merangsang pembentukan potensial aksi pada reseptor sehingga akhirnya terjadi proses mendengar.
Sebuah sistem saluran berbentuk tabung yang disebut labyrinth yang membentuk telinga ikan bagian dalam bekerja ketika mendapat rangsang bunyi. Telinga itu tidak terlihat tepat di luar tubuh ikan tetapi di dalam dekat tengkorak. Telinga dalam berisi reseptor untuk keseimbangan (labirin) dan reseptor pendengar. Sel-sel rambut pada turat sisi ikan peka terhadap getaran dengan frekuensi lebih dari 200 Hz. Gerakan-gerakan bunyi lewat melalui jaringan tubuh ke labyrinth yang berisi zat dengar yang digerakkan oleh geraran-getaran itu. Sel-sel yang sensitive menyampaikan gerakan ini ke otot sehingga mendengar bunyi.


MEKANISME PENCIUMAN
Indra penciuman vertebrata dilaksanakan oleh neuron primer yang terdapat dalam epitel hidung di rongga hidung bagian atas. Dalam mendeteksi adanya stimuli kimia melalui reseptor pembau, stimuli tersebut masuk pada lubang (nostril) dan dirubah dalam bentuk signal elektrik yang berasal dari gerakan silia yang kemudian melewati olfactory tract yang kemudian diterjemahkan pada otak telencephalon.
Telencephalon adalah otak bagian depan sebagai pusat untuk hal-hal yang berhubungan dengan pembau syaraf utama yang berhubungan dengan hidung sebagai pencari makanan. Pada awalnya neuron membangun kontak dengan telencephalon, kemudian indra pada vertebrata berkembang sehingga dapat mengenali dan membedakan benda yang satu dengan yang lain. Masing-masing neuron mempunyai akson pendek yang melalui lempeng kribrifm (ayakan) dari tengkorak dan segera bersinopsis dengan neuron lain dalam otak. Kemungkinan untuk mengolah data alfatori yang datang dari reseptor sebelum mencari celebrum, adalah sangat besar.

MEKANISME PERASA
Reseptor untuk indra perasa disebut sebagai  gustato receptors atau ujung perasa. Pada ikan terdapat reseptor untuk perasa yang cukup sensitif dalam menanggapi rangsang. Pada awalnya rangsangan berupa rasa dari lingkungan diterima oleh syaraf penerima yang terletak di dekat sumber rangsang. Kemudian, rangsang diteruskan ke neurophtelial atau perasa sel. Melalui perasa sel ini, informasi rangsang akan diterjemahkan dan hasilnya berupa tingkah laku dengan bantuan syaraf efektor.
Menurut Ganong (1981), reseptor pengecap adalah kemoreseptor yang memberi respons pada zat-zat yang larut dalam cairan mulut yang membasahinya. Zat-zat ini nampaknya menimbulkan potensial generator, tetapi bagaimana molekul-molekul dalam larutan saling beraksi dengan sel-sel reseptor untuk menimbulkan potensial ini tidak diketahui. Ada tanda-tanda bahwa molekul menimbulkan pengecupan bekerja pada membran sel reseptor atau ukuran-ukurannya.


MEKANISME PERABA
Menurut Rahardjo et.al., (1989), sungut merupakan alat peraba pada ikan yang terdapat di sekitar mulut, pada sungut ini terdapat pemusaran organ peraba. Selain itu, organ perasa juga menyebar di lengkung insang, epibranchial dan gigi faring.
Potensial yang terbentuk pada reseptor harus berupa potensial generator. Potensial generator akan menyebabkan pelepasan transmitter menyebabkan perubahan elektrokimia yang mendepolarisasikan sel syaraf sensoris (terbentuk potensial aksi pada sel syaraf sensoris). Potensial aksi tersebut akan terus menjalar ke efektor dan akhirnya tanggapan ikan terhadap rangsangan sentuhan pun terjadi.

SUMBER:
Burhanuddin, Andi Iqbal. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan Pemahaman Sistem Organ Ikan yang Berbasis sel pada Mata Kuliah Ikhtiologi. Universitas Hasanuddin. Maksaar
Fitri, Aristi. Dian Purnama. 2008. Respon Penglihatan dan Penciuman Ikan Kerapu terhadap Umpan Terkait dengan Efektivitas Penangkapan. IPB. Bogor
Force, Pelta. 2010. Sistem Saraf Manusia. http://grandmall.10.wordpress.com/ 2010/03/02/sistem_saraf_manusia. Diakses tanggal 4 Desember 2011 Pukul 18.00 WIB.
Ganong, W.F. 1981. Fisiologi Kedokteran. University of California: San Fransisco
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta
Rahardjo, et. al. 1989. Biologi Ikan 1. Intitut Pertanian Bogor. Bogor
Scheer, T. Bradley. 1984. Comparative Physiology. Chapma and Hall. London
Villee, A Claude. Warren f. 1984. Zoologi Umum. PT Gelora Aksara Pratama. Bogor
Yuwono, E. dan Purnama S. 2001. Fisiologi Hewan Air. Sagung Seto. Jakata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar