BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan sebuah negara kepulauan, dimana lebih kurang ¾ bagian daerahnya
terdiri dari perairan. Jenis-jenis perairan dapat dibedakan menjadi perairan
tawar, perairan laut, dan perairan payau. Perairan-perairan tersebut didiami
oleh berbagai macam organisme dengan karakteristik yang berbeda. Menurut Barus
(2004), dari ketiga ekosistem perairan tersebut, air laut dan air payau
merupakan bagian yang terbesar, yaitu lebih dari 97%. Sisanya adalah air tawar
dengan jumlah terbatas yang justru dibutuhkan oleh manusia dan banyak jasad
hidup lainnya untuk keperluan hidupnya.
Dalam
suatu ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan. Rantai makanan
ini biasanya terdiri dari produsen, konsumen, dan pengurai (detritivor). Pada
suatu kolam budidaya organisme yang berperan sebagai produsen adalah plankton,
khususnya fitoplankton.
Menurut Nontji
(2008), plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang mempunyai
kemampuan aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus, seperti misalnya
ikan, cumi-cumi, paus, lain pula dengan bentos yang merupakan biota yang hidupnya
melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang) di dasar laut, seperti
misalnya kerang, teripang, bintang laut, dan karang (coral).
Plankton sangat
mudah ditemukan di perairan, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Hal ini
membawa banyak pengaruh bagi suatu usaha budidaya, baik itu positif maupun
negatif. Dalam hal ini akan dibahas mengenai pengaruh plankton pada kolam
budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus).
Oleh karena itu kita perlu mengetahui tentang “Pengaruh Plankton Terhadap
Budidaya Ikan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah pengaruh plankton terhadap budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus)?”
1.3 Tujuan Penulisan
Dari
rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
plankton terhadap budidaya ikan nila (Oreochromis
niloticus).
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini
adalah:
- Dapat
mengetahui pengertian dan jenis-jenis plankton
- Dapat
mengusahakan budidaya yang produktif dengan mengetahui peranan plankton di
dalamnya
- Dapat
mengetahui dampak positif dan negatif dari kelimpahan plankton yang ada di perairan
budidaya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Plankton
Menurut
Nontji (2008), plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya
mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun
ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus.
Plankton
terdiri dari organisme-organisme berukuran kecil mikroskopis yang jumlahnya
sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang
begitu besar. Banyak diantara kelompok ini yang merupakan golongan perenang
aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh arus lautan
(Hutabarat dan Evans, 1986).
Menurut
Manza (2010), plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam
mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya
terus hidup. Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika
dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton.
Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang,
dan ikan paus.
2.2 Jenis-Jenis
Plankton
Menurut
Nontji (2008), secara fungsional plankton dapat digolongkan menjadi empat
golongan utama, yakni fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan
virioplankton.
- · Fitoplankton
Fitoplankton, disebut juga plankton
nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dalam laut.
Ukuran yang paling umum berkisar antara 2-200µm (1 µm = 0,001 mm). Fitoplankton
mengandung klorofil dan karenanya mempunyai kemampuan berfotosintesis yakni
menyadap energi surya untuk mengubah bahan inorganik menjadi bahan organik.
Kelompok fitoplankton yang sangat umum dijumpai di perairan tropis adalah
diatom (Bacillariophyceae), dan
dinoflagelat (Dynophyceae).
- · Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton
hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut.
Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan
kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik. Ukurannya yang
paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya
ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling
umum ditemui antara lain kopepod (copepod),
eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphypod), kaetognat (chaetognath).
- · Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai
plankton. Ia mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1
µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat
berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposer).
Lingkungan
juga dapat digunakan sebagai faktor untuk mengklasifikasikan plankton. Menurut
Herawati (1989), plankton dapat dibedakan menjadi:
·Limnoplankton adalah jenis plankton
yang hidup di lingkungan danau.
·Rheoplankton adalah jenis plankton
yang hidup di lingkungan sungai atau air mengalir.
·Holiplankton adalah plankton yang
hidup di air laut
·Hypolmeroplankton adalah hidup di
daerah estuaria
·Hypoplankton adalah plankton yang
hidup mendekati dasar perairan
·Epipoplankton adalah plankton yang
hidup di zona euphotic
·Bathyplankton adalah biasa hidup di
daerah zona aphotic
·Mesoplankton merupakan jenis plankton
yang hidup di daerah zona disphotic.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Peranan Plankton dalam Budidaya Ikan Nila
(Oreochromis niloticus)
Dalam
suatu usaha budidaya plankton memiliki peranan yang sangat besar, khususnya
pada budidaya ikan pada kolam tradisional. Dengan konstruksi kolam yang
langsung bersinggungan dengan tanah memungkinkan tumbuhnya plankton dengan baik,
khususnya fitoplankton. Untuk selanjutnya akan dibahas mengenai peranan
fitoplankton dalam budidaya ikan.
Menurut
Rostini (2007), fitoplankton merupakan jenis alga, termasuk ke dalam sub filum
Thallofita yang mempunyai klorofil. Fitoplankton yang ada di seluruh dunia
adalah sebagai produsen primer, dapat menyediakan makanan untuk fauna lebih
banyak daripada seluruh flora yang ada di daratan. Kapasitas fotosintesis dari
semua fitoplankton yang ada di laut lebih besar daripada seluruh flora yang ada
di daratan. Dengan adanya konsentrasi fitoplankton yang besar di laut maka
terdapat banyak zooplankton sebagai konsumen primer bagi ikan, udang-udangan
dan sebagainya.
Menurut
Garno (2002), plankton adalah jasad renik yang melayang di dalam kolom air
mengikuti gerakan air. Plankton dikelompokkan menjadi dua :
- Fitoplankton, jasad nabati yang dapat melakukan fotosintesis karena mengandung klorofil; terdiri dari satu sel atau banyak sel.
- Zooplankton, jasad hewani yang tidak dapat melakukan fotosintesis zoo-plankton memakan fitoplankton. Zooplankton juga merupakan Jasad hewani miko yang melayang di dalam air yang pergerakannya dipengaruhi arus. Zooplankton adalah kategorisasi untuk organisme kecil yang termasuk protozoa kecil dan metazoa besar. Zooplankton metazoa penting, termasuk Cnidaria seperti Ubur-ubur, Crustacea seperti Copepoda dan Krill Moluska seperti Pteropoda dan Chordate.
Sejauh
ini plankton mulai diusahakan untuk dibudidaya. Hasil budidaya plankton
tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pakan alami bagi ikan. Beberapa jenis
plankton yang dibudidaya untuk pakan alami antara lain:
- Fitoplankton. Dari golongan Diatom yang sering dibudidayakan sebagai pakan adalah Chaetoceros calcitrans, Skeletonema costatum, Phaeodactylum tricornutum, Nitszchia closterium, Cyclotela mana dan Navicula sp. Dari golongan Chlorophyceae diantaranya Chlorella sp, Monas sp, Chlamydomonas sp, Platymonas tertratele, Isochrysis sp., Monochrysis sp., dan Dunaliella terteolecta.
Menurut
Manza (2010), plankton adalah organisme yang menyumbang 80% kebutuhan oksigen
yang ada di bumi ini. Dengan kemampuannya berespirasi, plankton (fitoplankton)
menghasilkan gelembung-gelembung oksigen yang terdapat di dalam laut, oksigen
tersebut terlepas ke udara dan menjadi gas yang bisa kita nikmati sekarang.
Menurut
Wikipedia (2011), fitoplankton memperoleh energi melalui proses yang dinamakan fotosintesis sehingga mereka harus berada pada
bagian permukaan permukaan (disebut sebagai zona euphotic) lautan, danau
atau kumpulan air yang lain. Melalui fotosintesis, fitoplankton menghasilkan
banyak oksigen yang memenuhi atmosfer Bumi.
Kemampuan mereka untuk mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka
sebagai dasar dari sebagian besar rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem
air tawar.
Disamping
cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi
ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat
atau asam
silikat, yang
ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa
biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam.
Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian
Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi.
Walaupun hampir semua fitoplankton adalah fotoautotrof obligat, ada beberapa
fitoplankton yang miksotrofik dan ada juga spesies tak berpigmen
yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan sebagai zooplankton). Jenis-jenis ini, yang paling
dikenal adalah dinoflagellata seperti genus Noctiluca dan Dinophysis, memperoleh karbon organiknya dengan
memakan organisme atau material detritus lainnya.
Selain
sebagai pakan alami yang sangat bermanfaat bagi ikan nila (Oreochromis niloticus), kelimpahan plankton yang terlalu banyak
juga dapat menimbulkan blooming algae
dan eutrifikasi perairan. Menurut Rohim et.
al (2008), jenis fitoplankton yang berpotensi menyebabkan
Harmful Algae Blooms (HABs) yang ditemukan di perairan Sidoarjo adalah Nitzschia
sp.,Chaetoceros sp.,Chaetoceros diversus,Chaetoceros
pseudocarvisetum dari kelas Bacillariophyceae, Ceratium sp.1, Ceratium
sp.2, Ceratium sp.3, Ceratium sp.4, Prorocentrum sp., Dinophysis
homunculus dari kelas Dinophyceaedan Anabaena sp. dari kelas
Cyanophyceae.
Menurut Suryanto (2006), perairan
seringkali mengalami stratifikasi suhu akibat terhalangnya sinar matahari untuk
mencapai sampai ke dasar perairan. pH dilapisan epilimnion (permukaan yang tertembus
sinar) cukup bagus sehingga dapat mendukung pertumbuhan fitoplankton. Unsur
fosfor dilapisan epilimnion sedikit sekali, karena unsur fosfor digunakan
secara besar-besaran oleh fitoplankton yang melimpah di permukaan perairan.
Menurut
Darmono (2001) dalam Taufik (2005)
menyatakan bahwa kejadian eutrofikasi seperti ini
merupakan masalah yang terbanyak ditemukan dalam danau dan waduk, terutama bila
danau atau waduk tersebut berdekatan dengan daerah urban atau daerah pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Ternala Alexander. Retno Widiastuti. 2004. Analisis Kualitas Air dan Hubungannya dengan
Keanekaragaman Vegetasi Akuatik di Perairan Parapat Danau Toba. http://repository.usu.ac.id/handle/ 123456789/5786.
Diakses pada tanggal 1 November 2011
Garno, Yudhi
Soetrisno. 2008. Penerapan Metode
Pengendapan pada Penentuan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pesisir dan Laut
(Studi Kasus Kualitas Perairan Pesisir Pulau Harapan-Kepulauan Seribu. http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=285. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2011
Herawati.
1989. Diktat Kuliah Planktonologi.
UB. Malang
Hutabarat,
S., Evans, S. 1986. Kunci Identifikasi
Zooplankton. UI Press. Jakarta.
Manza, Huteri Penghasil Oksigen Terbesar. http://www.huteri.com/715/ penghasil-oksigen-terbesar
Nontji,
Anugerah. 2008. Plankton Laut. LIPI
Press: Jakarta
Rohim, Aunu. Dian Saptarini. Devie
Yanthi. 2008. Fitoplankton Penyebab
Harmful Algae Blooms (HABs) di Perairan
Sidoarjo. http://www.pdf.its.com. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2011
Rostini, Iis. 2007. Kultur Fitoplankton (Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii) pada Skala Laboratorium. FPIK Universitas Padjadjaran. Jatinangor
Suryanto, Asus
Maizar. 2006. Diktat Planktonologi
(Peranan Unsur Hara Bagi Fitoplankaton). Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya. Malang
Taufik, Imam. 2005. Eutrofikasi Perairan: Penyebab, Permasalahan, dan Penanggulangannya. http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=js ti&id=285. Diakses tanggal 28 Oktober 2011
Wikipedia.
2011. Fitoplankton. http://id.wikipedia.org/wiki/Fitoplankton. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar