Gambar
1. Struktur Rotifera
|
Bentuk
badannya bulat atau silindris. Pada bagian badan terdapat 3 buah tonjolan kecil
yaitu sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Di ujung posterior
terdapat sebuah kaki yang langsing. Tubuh tertutup epidermis yang merupakan
lapisan tipis dan sinsitidal, dengan jumlah nuklei yang selalu tetap. Epidermis
menghasilkan kutikula, tipis sampai tebal, tergantung jenisnya, bahkan ada yang
mengeras seperti cangkang disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasi
galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan dapat digerakkan, misalnya pada
Filinia. Antara dinding
tubuh dan organ dalam terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel
ameboid bercabang-cabang yang tersusun seperti jala sinsitial
FISIOLOGI
1.
Pencernaan
Mulut
terletak di bagian ventral dan biasanya dikelilingi oleh sebagian corona. Jenis
filter feeder memakan partikel organik yang lembut dengan bantuan aliran air
yang dihasilkan cilia pada corona. Makanan dari mulut dialirkan ke mastax,
pharinx dihubungkan dengan perut oleh esofagus. Perut berbentuk seperti tabung
atau kantong, Berhubungan dengan usus yang pendek dan berakhir pada anus. Jenis
karnivora memakan protozoa, rotifera yang kecil dan metazoa lain. Mangsa
ditangkap dengan cara dicengkeram atau dijebak. Mangsa dicengkeram menggunakan
trophi yang berbentuk seperti penjepit, atau mangsa yang terjebak di dlaam
corong tidak dapat keluar karena cuping yang beserta akan melipat ke dalam dan
berkerut, hingga mangsa masuk ke mulut
2.
Alat
Ekskresi
Pada
tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bulb. Protonephridia
berfungsi sebagai osmoregulator, yaitu membuang kelebihan air di dalam tubuh. Kedua
protonephridia tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara
pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan
kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit.
3.
Susunan
Saraf
Rotifera
mempunyai otak yang terdiri dari massa ganglion dorsal, dan terletak di atas
mastax. Dari otak keluar sejumlah pasangan saraf yang menuju ke berbagai alat
indra, antara lain ke mata dan ke antena. Beberapa jenis rotifera, terutama
yang sessile tidak empunyai mata. Mata hanya berupa ocellus sederhana, dan
berjumlah tiga hingga lima buah.
REPRODUKSI
Semua
rotifera dioecious. Reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih
kecil daripada induk betina, biasanya mengalami degenerasi yaitu tidak
mempunyai alat pencernaan, hanya memiliki alat reproduksi saja. Perkawinan
rotifera biasanya dengan jalan “hipoderm impregnation”, di mana sperma masuk
melalui dinding tubuh. Tiap nukleus pada ovari menjadi sebuah telur. Rotifera
jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas, kemudian akan mati.
Bila tidak menemukan rotifera betina, maka rotifera jantan akan mati pada umur
2-7 hari, tergantung pada jenisnya. Pada kelas Monogononta, yang dalam keadaan
tertentu ada jantannya, terdapat 2 macam telur, yaitu :
Ø
Telur
amictic, merupakan hasil dari partenogesis, bercangkang tipis, diploid, tidak
dapat dibuahi dan menetas menjadi betina amictic
Ø
Telur
mictic, bercangkang tipis, tetapi haploid, bila tidak dibuahi secara
partenogenetik akan menetas menjadi jantan yang haploid. Bila telur dibuahi
oleh sperma maka jantan yang haploid tersebut akan menjadi telur dorman. Telur
ini bercangkang tebal dan keras, resisten terhadap kekeringan dan lingkungan
buruk
KLASIFIKASI
1.
Kelas
Seisonacea
Tubuh panjang, corona mengecil,
mempunyai sepasang ovari. Jantan berkembang biak. Hanya ada satu genus Seison,
dengan dua spesies laut, hidup komensal pada Nebalia, filum Crustacea
2.
Kelas
Bdelloidea
Tubuh silindris. Corona seperti dua
roda yang berputar. Mempunyai sepasang ovari. Mempunyai kaki dengan dua sampai
empat jari atau tidak ada. Jantan tidak dikenal
reproduksi secara partenogenesis, berenang
atau merayap. Contoh : Philodina, Embata, dan Rotaria
3.
Kelas
Monogononta
Hanya
mempunyai sebuah ovari, jantan biasanya ada dan mengalami degenerasi. Terdiri
dari:
Ø
Ordo
1. Plomia, yaitu tubuhnya bulat sampai lonjong atau agak pipih, lorica ada atau
tidak ada, berenang bebas atau merayap
Ø
Ordo
2. Floscularicea, corona terdiri dari
dua rangkaian cilia yang konsentrik dan di tengahnya terdapat sebuah galur
bercilia, biasanya terdapat 1-2 antena, bersifat soliter atau koloni, berenang
bebas atau sessile, dan berenang bebas.
Ø
Ordo
3. Collothecacea
Mempunyai corona yang besar sekali, mastax
uncinate atau kurang berkembang dan acapkali sessile, misalnya Colotheca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar