Jumat, 13 April 2012

Kinjeng: Si Naga Terbang Mencari Arti



Kau pergi ke timur. Ke tempat, di mana kesempurnaan mengundangmu. Dimana, ketakkeruhan dan suhu hangat memelukmu. Sambil tak lupa menebak teka-teki: Kenapa lintasanmu selalu tak terduga. Dan selalu, selalu berulang? Dan selalu bermula di perairan. Lalu merayap ke daratan. Terus terbang dalam kerumitan yang tak tersederhanakan. Kerumitan yang kerap membuat tarianmu berkejaran.

Itulah sedikit sajak puisi karangan Mardi Luhung. Marilah sejenak kita merenungi sebuah kisah. Kisah hidup seekor capung. Si naga terbang mencari arti..
Dulu capung begitu erat dengan kehidupan manusia, terutama anak-anak. Gerakannya yang sungguh menggoda menyebabkan mereka menjadi incaran anak-anak untuk dipermainkan. Di sawah, lapangan, kebun, rumah, sekolah, capung dimana-dimana. Namun sekarang, di zaman yang katanya modern dan serba ada, dimanakah kita dapat menemukan mereka??


Capung (dragonfly) ataupun Capung jarum (damselfly) merupakan salah satu jenis serangga yang banyak dijumpai. Katanya capung sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu. Capung merupakan serangga yang tidak menggigit ataupun bersengat. Capung merupakan hewan yang memiliki peran sebagai sumber makanan bagi banyak hewan lain, seperti burung, ikan, katak, ataupun kumbang air. Capung hidup dekat dengan air karena siklus hidupnya yang membuat mereka tidak bisa hidup jauh dari air. Capung hidup di air bersih. karena itu capung dan capung jarum berperan bagi manusia sebagai indikator pencemaran lingkungan. Bila di suatu sumber air tidak lagi ditemukan capung, artinya lingkungan itu sudah tercemar dan ekosistemnya terganggu (Coleo, 2009).
 Sebagai makhluk yang tidak dapat jauh dari perairan, kehidupan capung sangat bergantung pada kualitas suatu perairan. Namun semakin lama kita semakin sulit menemukan capung. Hal ini dipicu oleh tidak tersedianya perairan bersih tempat hidup capung. Pencemaran yang dilakukan oleh m`nusia tersebut secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan kepunahan capung.
Capung adalah binatang yang menarik, memiliki 4 sayap, kepala besar, antenna, toraks yang kuat dan kaki yang sempurna. Mata capung sangat besar disebut mata majemuk, terdiri dari ommatidium. Dengan ini dia bisa melihat ke segala arah dan mendektesi gerakan yang jauhnya lebih dari 10 meter. Dan kakinya sangat kuat jadi diggunakan untuk hinggap di suatu tempat, bukan untuk berjalan(Susanti, 1998).
“Aku mungkin bukanlah seekor  ayam yang dapat menghasilkan telur untuk kalian. Bukan pula seekor sapi yang dapat menghasilkan susu dan daging untuk kalian. Aku hanyalah aku, si naga terbang yang ingin memberi arti pada kehidupan.”
Seperti kata sebuah pepatah yang berbunyi, “Ada udang dibalik batu”, Tuhan pasti memilki maksud terhadap segala sesuatu yang diciptakan-Nya karena Tuhan tidak akan menciptakan sesuatu apapun dengan kesia-siaan. Dan inilah tugas kita sebagai manusia untuk membuka tabir dan menerjemahkan maksud Tuhan tersebut.
Capung merupakan kelompok serangga yang tergolong dalam bangsa Odonata. Terdapat sekitar 5.000 spesies capung yang tersebar di seluruh dunia. Kamu bisa menemukan capung hampir di semua tempat. Misalnya hutan, sawah, kebun, sungai, dan danau. Mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m di atas permukaan laut. Habitat capung tidak pernah berada jauh dari air. Bahkan sebagian besar hidupnya berada di dalam air, yaitu saat fase nimfa. Sebagai nimfa, ia bisa bertahan selama empat sampai lima tahun. Tetapi sebagai capung umurnya hanya sampai empat bulan(Hapsari, 2009).
Kehidupan capung yang demikian singkat ini tidak serta merta menjadikan capung menjadi makhluk yang lemah. Menurut Bella (2009), pada sepasang matanya terdapat 30.000 lensa berbeda, sehingga pandangannya sangat luas. Hal ini memungkinkan bagi capung untuk mengawasi segala hal di lingkungan sekitarnya, termasuk ancaman bahaya yang mengincar dirinya. Selain itu capung adalah serangga tercepat di dunia, ia mampu terbang dengan kecepatan 97 km/jam dan mampu melakukan perjalanan sejauh 137 km dalam satu hari.
 “Aku hanyalah makhluk kecil. Kecil sekali hingga tiada yang memperhatikanku. Mereka mengacuhkanku, menganggapku tiada. Namun aku juga ingin mereka pahami. Lihatlah aku!! Begitu banyak lensa mata yang aku miliki. Aku bisa melihat segalanya. Aku memandang suatu hal tidak hanya pada satu titik. Aku akan melihat segalanya dengan penuh pertimbangan. Aku melihat dan aku berjaga terhadap diriku, keselamatanku..”
“Jangan menganggap bahwa tubuhku yang kecil ini akan menjadikan nyaliku menciut. Mereka pernah mengungkap suatu pernyataan, “Cilik-cilik lombok pedhes”. Dan itulah rupaku sekarang ini. Dunia yang luar biasa luas ini akan aku taklukkan dengan semangatku berkelana. Aku memang kecil. Tapi akan kuusahakan. Karna kuyakin bisa..”
“Kehidupanku yang singkat ini tak akan memadamkan semangatku untuk mencari arti. Bukan sebagai sesuatu yang dipandang terhormat lalu mendapat piala perhargaan. Lebih dari itu, aku hanya ingin menjadikan dunia ini sempurna dengan kehadiranku. Cukuplah anak-anak kecil berlarian mengejarku penuh tawa. Cukuplah aku tercipta dengan anugerah terindah, dari Tuhan, untuk aku dan kebahagiaan mereka.”

Rabu, 01 September 2010

Start From Now

Ehm.. Ehm..
Check.. Satu Dua Tiga.. Suara dicoba...


Ini blog n postingan pertama yang aku buat lho?? Agak bingung sih, buat apa aku bikin blog. Tapi, meskipun niatannya cuma coba-coba, aku pengen blog ini bisa bermanfaat buat semuanya..
"Sebenarnya sih, pengen curcol(curhat colongan) aja. Hag,,hag,,hags,,". Bodo amat...

Asli aku cuma pengen ngasih pandangan ke orang-orang tentang apa yang sedang n suka aku pikirin. Abis, sebel juga sih, kalo aku punya pendapat tapi gak ada yang mau nyoba ngertiin. Beuh... boro boro mau ngerti. Denger aja kayaknya udah ogah... Kasihan banget sih aku ini... (Ceritanya, aku ini lagi nyari simpati gitu..)

Banyak orang bilang, mengutarakan pendapat itu penting. Selain itu mengutarakan pendapat adalah sebagian dari iman (Ups, salah denk!  Mengutarakan pendapat adalah sebagian dari demokrasi..)

Yah,, apalah namanya yang penting mengutarakan pendapat itu lebih dari sekedar bualan. Penting ataupun gak pentingnya isi dari pendapat,,, namanya juga pendapat. Gak ada yang salah kok..
Aku masih ingat bener waktu aku masih muda dulu, (Jiaaaahh,,, udah tua, buk???) guru kewarganegaraanku bilang, "Setiap manusia diciptakan dengan naluri mengutarakan isi pikirannya berdasarkan apa yang ia rasakan." Nah, itu sebabnya kenapa yang namanya perasaan juga gak pernah salah. Tiap orang kan punya hati n pemikiran sendiri-sendiri. Tapi, justru karena pendapat itu gak pernah salah, gak tau kenapa waktu aku mau ngasih pendapat orang lain malah berpendapat kalo aku mending diam aja (Tau sendiri lah... Untuk beberapa keadaan, mengutarakan pendapat adalah sesuatu yang berbahaya. Ya kayak kalo pas kita lagi mengendap-endap masuk rumah orang . Jangan sampe lah, pas lagi mengendap-endap kita malah mengutarakan pendapat. Kebayang deh, gimana rasanya digebukin orang sekampung. Hihihi.. )

Jadi serba salah deh !! Pokoknya Don't try this at home..
Sebenernya aku masih pengen nerusin postingan neh. Tapi kayaknya aku uda semakin gak nyambung deh. Udahan dulu ah..
See you, my Blog..

Senin, 30 Agustus 2010

NILAI KASIH SAYANG IBU


Seorang anak menjumpai ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur, lalu ia memberikan selembar kertas yang bertuliskan sesuatu.

Si Ibu segera membersihkan tangannya dan menyambut kertas yang diberikan oleh Si Anak.
Lalu membacanya, "ONGKOS MEMBANTU IBU

pergi ke kedai = Rp40.000

menjaga adik = Rp40.000

mengantar ke pasar = Rp20.000

menyiram bunga = Rp30.000

menyapu sampah = Rp30.000

Jumlah = Rp160.000 "

Selesai membaca, Si Ibu tersenyum lalu memandang anaknya sambil membelai kepala Sang Anak.
Si Ibu mengambil sebatang pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.

"Ongkos menggendongmu selama 9 bulan - GRATIS

Ongkos merawatmu hingga dewasa - GRATIS

Ongkos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS

Ongkos kegusaran karena mengkhawatirkanmu - GRATIS

JUMLAH: NILAI KASIH SAYANG IBU"

Anak tadi menangis.
Si Anak menulis, "SEMUANYA LUNAS"